Otak Taktik Liverpool Pergi Nasib The Reds Dalam Bahaya

Bagleys.net – Otak Taktik Liverpool Pergi Nasib The Reds Dalam Bahaya – Seorang staf pelatih Liverpool yang selama ini dikenal sebagai otak taktik klub kontestan Liga Champions itu sudah pergi dari Anfield, menimbulkan pertanyaan soal masa depan klub itu.
Asisten pelatih Liverpool, Zeljko Buvac, meninggalkan Anfield menjelang leg kedua semifinal Liga Champions melawan AS Roma setelah berselisih dengan Jurgen Klopp.
Zeljko Buvac telah bekerja bersama Jurgen Klopp selama 17 tahun terakhir, ikut melatih di bawah kepemimpinan pelatih asal Jerman itu di Mainz dan Borussia Dortmund, sebelum bergabung dengan Liverpool pada tahun 2015.
Pria berusia 56 tahun itu sering dijuluki sebagai The Brain karena pengaruh besarnya pada pendekatan ‘Gegenpressing’ ala Klopp, tetapi dikabarkan telah bersitegang selama beberapa pekan terakhir.
Untuk Bermain Taruhan Judi Online Silahkan Baca Panduan :
CARA DAFTAR SBOBET
DAFTAR JUDI BOLA
Menurut The Daily Record, tim Liverpool diberitahu tentang kepergian Buvac pada hari Minggu (29/04). Diklaim Klopp dan Buvac sudah tidak saling berbicara lagi selama beberapa pekan. Terakhir kali, sang asisten pelatih tidak diundang dalam pertemuan untuk membicarakan taktik klub.
“Klopp dan Buvac mengalami masalah besar dan Buvac benar-benar tidak lagi menadi bagian tim,” kata sumber Liverpool kepada Record Sport.
“Mereka berdiri terpisah dalam sesi latihan. Buvac tidak pergi ke rapat taktik, dan dia tidak lagi terlibat dalam memilih para pemain.”
“Di masa lalu, dia adalah satu-satunya orang yang bisa mempengaruhi Klopp. Hubungan itu telah rusak, dan para pemain telah diberitahu bahwa Buvac sudah pergi.”
Buvac membicarakan secara panjang-lebar hubungan positif yang dia miliki dengan Klopp dalam sebuah wawancara pada tahun 2016 lalu.
“Sebagai pemain kami langsung terkoneksi dengan cepat,” Buvac menjelaskan. “Klopp sebagai pemain sama seperti dia sebagai seorang manajer. Karakternya sama. Ia selalu ingin menang. Anda tidak bisa tidak menyukainya.”
“Kami berdua ingin menjadi manajer dan kami berjanji satu sama lain,” Jika saya manajer pertama, saya akan membawa Anda dan jika Anda adalah manajer pertama, Anda akan membawa saya. Dia menjadi manajer lebih dulu. Itu adalah [hasil] persahabatan.”
“Sebelum dan sesudah setiap sesi latihan kami berbicara bersama. Sebelum setiap pertandingan dan setelah setiap pertandingan, kami berbicara.”
Otak Taktik Liverpool Pergi Nasib The Reds Dalam Bahaya
Untuk Bermain Judi taruhan bola dan casino Online Silahkan Baca Panduan :